Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara yang tergolong menerapkan aturan paling ketat bagi kaum perempuan. Namun setelah diambil alih oleh pimpinan Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman sejak 21 Juni 2017, peraturan Saudi bagi kaum perempuan tersebut menjadi semakin longgar.
Perubahan ini disebabkan karena Pangeran Muhammad bin Salman mencetuskan Visi 2030 bagi Saudi dengan mengatakan negara itu akan menjadi lebih toleran berlandaskan Islam sebagai konstitusi dan modernitas sebagai praktiknya.
Seperti dirangkum Merdeka.com dari berbagai sumber, inilah beberapa peraturan di Saudi yang dinilai semakin membebaskan perempuan dalam beraktivitas:
1. Perempuan Diizinkan Mengemudi
Perempuan di Saudi sudah boleh mengendarai mobil Pada 26 September 2018. Pengumuman tersebut menandai perluasan hak perempuan secara signifikan di satu-satunya negara yang melarang mereka berada di balik kemudi.
Perempuan di Saudi sudah boleh mengendarai mobil Pada 26 September 2018. Pengumuman tersebut menandai perluasan hak perempuan secara signifikan di satu-satunya negara yang melarang mereka berada di balik kemudi.
Kabar itu datang dalam bentuk keputusan kerajaan yang disiarkan oleh kantor berita Arab Saudi
“Saya sangat bersemangat. Ini adalah langkah maju yang baik bagi hak-hak perempuan,” ujar Aziza Youssef, seorang profesor di King Saud University. Ia juga merupakan salah satu aktivis wanita paling vokal di Saudi.
2. Perempuan Duduki Posisi PemerintahanPada akhir September 2017, untuk pertama kalinya seorang perempuan ditunjuk untuk menempati posisi senior di pemerintahan Arab Saudi.
Dilansir Gulf Digital News, perempuan bernama Eman bint Abdulla Al-Ghamdi menempati posisi sebagai Asisten Ketua Teknologi Informasi di Kota Al-Khobar, Provinsi Timur.
Sekretaris Jenderal Provinsi Timur, Fahd bin Mohammed Al-Jubeir, adalah orang yang mengeluarkan dekrit tersebut. Al-Ghamdi akan menjadi satu-satunya perempuan yang bekerja di pemerintahan Al-Khobar.
3. Perempuan Boleh Menonton Pertandingan Sepak BolaWanita di Arab Saudi akhirnya diperbolehkan menonton di stadion olahraga untuk pertama kalinya pada Jumat (12/1). Dahulu, wanita di Arab Saudi boleh menonton pertandingan sepak bola jika mendapat izin dari ayah, suami, atau saudara laki-lakinya.
Hal itu pun disambut baik. Para perempuan memadati stadion di Jeddah dan duduk di area khusus keluarga. Meski tempat duduknya dipisah, kehadiran mereka di stadion menjadi momen bersejarah. Itu merupakan satu dari serangkaian upaya reformasi untuk memodernisasi Arab Saudi.
4. Arab Saudi Buka Gym Untuk PerempuanPada Ferbuari 2017, Arab Saudi berencana membuka gym atau pusat kebugaran khusus perempuan di setiap lingkungan. Hal tersebut dinilai sebagai langkah kecil kerajaan itu menuju kemerdekaan perempuan.
Namun gym tersebut bertujuan untuk memotivasi perempuan untuk menjadi lebih sehat. Menurut organisasi kesehatan CDC, obesitas lebih banyak diderita perempuan dibanding laki-laki di Arab Saudi.
Kerjaan Arab Saudi tetap tak memberikan izin bagi perempuan untuk mengikuti olahraga kompetitif, seperti sepak bola, voli, basket, atau tenis.
5. Yoga diperbolehkan di SaudiKementerian Perdagangan dan Industri Arab Saudi telah ‘menghalalkan’ segala kegiatan terkait yoga pada akhir November 2017. Bahkan pihak kerajaan juga memberikan lisensi bagi mereka yang hendak berlatih dan mengajar olahraga senam gerak badan tersebut.
Orang pertama yang mendorong pengesahan ini adalah seorang wanita bernama Nouf Marwaai. Ia adalah instruktur yoga besertifikasi pertama di Arab Saudi. Pendiri Yayasan Yoga Arab itu juga percaya, yoga dan agama tidak bertentangan.
“Yoga secara harfiah berarti ‘persatuan’. Persatuan antara satu individu dengan individu lain, tubuh dengan pikiran, emosi dengan jiwa, satu bangsa dengan dunia. Persatuan ini akhirnya tiba di Tanah Arab, setelah melewati batas-batas fundamentalisme, fanatisme beragama, dan ekstremisme ideologis,” tulisnya lewat akun Facebook pribadinya.
6. Arab Saudi Buka Bioskop Lagi
Mulai tahun 2018 bioskop di Saudi kembali beroperasi. Sebelumnya, Pemerintah Riyadh menutup semua bioskop di Saudi pada 1980-an setelah menguatnya gerakan kebangkitan Islam ekstrem.
Mulai tahun 2018 bioskop di Saudi kembali beroperasi. Sebelumnya, Pemerintah Riyadh menutup semua bioskop di Saudi pada 1980-an setelah menguatnya gerakan kebangkitan Islam ekstrem.
Satu-satunya bioskop yang ada di Saudi terletak di pusat sains dan teknologi Khobar. Menurut laporan Gulf News yang dilansir laman Mirror, Senin (11/12), dalam beberapa pekan belakangan pemerintah tidak melarang sejumlah film diputar di bioskop sebagai kebijakan awal untuk sepenuhnya mencabut larangan bioskop mulai tahun depan.
Sumber: merdeka.com